Wednesday, September 15, 2010

Microentrepreneur: pengusaha mikro atau wiraswastawan mikro

Apa terjemahan yang paling tepat untuk kata microentrepreneur?

Kalau kita lihat dari asal kata Inggrisnya, microentrepreneur merupakan gabungan dari kata-kata micro dan entrepreneur yang terjemahan Bahasa Indonesia-nya adalah mikro dan wiraswatawan. Sehingga terjemahannya, IMO, semestinya adalah wiraswastawan mikro!

Tetapi kenapa justru terjemahan yang luas dipakai adalah pengusaha mikro? Apakah karena terjemahannya bukan diambil dari kata microentrepreneur tapi dari turunan terjemahan kata microentreprise? Kata microentreprise juga merupakan gabungan dari dua buah kata yaitu micro serta enterprise, dan kalau diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia maka akan menjadi usaha mikro. Nah, karena pemilik usaha mikro itu si microentrepreneur maka jadilah terjemahannya pengusaha mikro. Apa demikian?

Kembali lagi ke pertanyaan awal, arti yang mana yang paling tepat untuk dipergunakan?

Saturday, September 11, 2010

Mau Publikasi Dimana?

Untuk seorang akademisi dan peneliti, publikasi merupakan cara utama untuk mempromosikan hasil penelitian dan karyanya. Untuk ini biasanya terdapat dua medium utama yaitu antara memuat publiksi pada suatu jurnal atau melakukan presentasi pada sebuah konferensi. Disini semakin bergensi medium tempat menerbitkan suatu tulisan maka semakin terpandanglah hasil penelitian/karya yang disajikan dan sang peneliti yang melakukan penelitian tersebut, minimal dalam lingkungan bidang si peneliti itu.

Karena tidak ada pihak yang menetapkan atau mempublikasikan "tingkat kegengsian" suatu medium, bagaimana kita bisa mengetahui bahwa suatu medium itu KW 1 atau tidak? Untuk ini ada dua metrik yang bisa dipergunakan untuk menilai "tingkat kegensian" tersebut. Metrik pertama adalah dengan melihat Acceptance Rate atau Tingkat Penerimaan medium tersebut. Untuk metrik ini, semakin kecil Acceptance Rate suatu medium maka semakin susah sebuah tulisan untuk dapat dimuat dalam medium tersebut. Biasanya untuk publikasi KW 1 (top-tier) Acceptance Rate-nya adalah <15%, atau kurang dari 15% artikel yang masuk ke redaksi yang akhirnya diterbitkan. Sedangkan metrik kedua adalah dengan melihat Citation Rate atau Tingkatan Pengacuan (?) medium tersebut, istilah lain untuk metrik ini adalah Impact Factor atau Faktor Pengaruh (?). Metrik ini mengukur seberapa sering tulisan-tulisan dalam medium tersebut diacu (reference) oleh tulisan-tulisan lain; yang menandakan bahwa medium tersebut tempat publikasi tulisan-tulisan yang sering dibaca oleh peneliti lain dalam bidang tersebut, dapat diandalkan, dan berkualitas sehingga bergengsi. Untuk metrik ini tidak ada pegangan umum, sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan tergantung dari karakterisitik masing-masing bidang. Misalnya untuk bidang yang memiliki banyak peneliti maka akan menghasilkan banyak sekali publikasi yang tentunya akan memerlukan banyak kutipan ke tulisan-tulisan lain di bidang tersebut sehingga mendongkrak Citation Rate untuk medum-medium dalam bidang tersebut. Thomson Reuters secara rutin menerbitkan, dan menjual, laporan Impact Factor untuk jurnal-jurnal ternama di Journal Citation Reports. [Sebenarnya sih masih banyak metrik-metrik lainnya, misalnya Eigenfactor, tapi kedua metrik diataslah yang paling sering saya temui dan ketahui dipergunakan secara luas.]

Tetapi, IMO karena aspek "kegengsian" ini sangat subjektif, cara paling efektif untuk mengetahui apakah suatu medium itu bergensi atau tidak adalah dengan menanyakan kepada para peneliti atau anggota komunitas bidang tersebut, misalnya dengan pembimbing, peneliti-peneliti senior, atau rekan-rekan peneliti dalam bidang tersebut.

Medium Target Untuk ICTD

Untuk bidang dan minat saya (ICTD khususnya aspek penguatan ekonomi), yang relatif baru dan sangat multidisiplin, kemungkinan medium publikasinya sangat banyak dan beragam. Tergantung dari target pemirsa yang paling cocok untuk tulisan itu, bidang-bidang yang potensial untuk mempublikasikan tulisan jenis ini adalah di: Sistem Informasi (Information System), Studi Pembangunan (Development Studies), dan Ilmu/Teknik Informatika/Komputer (Computer Science). Khusus untuk minat saya, sub bidang Computer Science-nya adalah Human Computer Interaction (HCI). Oleh karenanya terdapat empat kelompok besar medium untuk publikasi: ICTD itu sendiri, Development Studies, Information System, dan Computer Science/Human Computer Interaction.

Berdasarkan saduran dari berbagai sumber, berikut adalah daftar publikasi (tidak berdasarkan peringkat) yang menurut saya bisa dikategorikan sebagai KW 1 dan layak dijadikan tempat untuk menerbitkan tulisan-tulisan dalam bidang ini, dan tentunya medium angan-angan tempat hasil penelitian saya bisa dimuat.

  1. ICTD
  2. Development Studies
  3. Information System
  4. HCI
Perlu diingat daftar ini bias terhadap fokus dan minat saya, yaitu aspek penguatan ekonomi melalui ICTD , dan mengesampingkan sub bidang lain dalm ICTD seperti kesehatan, pendidikan, microfinance, dll.

Jika pembaca mempunyai saran publikasi lainnya, mohon dicantumkan dalam komentar di bawah.


Referensi

Tambahan

Jurnal-jurnal untuk bidang usaha kecil dan kewirausahaan:



    Monday, September 6, 2010

    Hello world...

    Saya mempunyai ingatan yang sangat jelek. Seandainya saya mendapatkan suatu ide atau menemukan cara untuk melakukan sesuatu (programmatically) maka jika seminggu kemudian harus mengingatnya kembali atau mengulanginya kemungkinan besar sudah lupa. Untuk mengatasi masalah ini saya memulai blog ini, tempat mendokumentasikan ide-ide saya dan apa yang saya perbuat selama ini. Disamping itu juga, sebagai tempat untuk membagikan pengalaman saya dan mendapatkan masukkan dari orang-orang yang mempunyai minat sama dengan saya.

    Rencananya isi blog ini seputar hal-hal teknis yang saya temui atau perlu lakukan dalam perjalanan studi atau karir saya. Tetapi ada rencana juga sebagai tempat untuk menguji beberapa tulisan/ide saya sebelum dijalankan atau dipublikasikan secara formal.


    Minat Saya


    Saya seorang programmer yang sedang menyelesaikan studinya. Minat saya adalah untuk meneliti dan mengembangkan sistem atau aplikasi yang bisa dipakai secara luas dan bermanfaat untuk masyarakat Indonesia terutama untuk membantu proses pembangunan negara saya ini. Istilah kerennya untuk field ini sih Information and Communication Technology for Development (ICTD atau ICT4D). Saat ini saya sedang memfokuskan pada pengembangan aplikasi-aplikasi berbasis HP (handphone atau mobile phone) yang dapat membantu perkembangan ekonomi usaha kecil dan usaha mikro.


    Saya juga mempunyai minat dalam bidang Human Computer Interaction (HCI) terutama bagaimana mengadaptasikannya untuk kebutuhan dan kondisi masyarakat Indonesia. IMO, komponen utama usability itu adalah si pemakai sistem (user) sedangkan konsep-konsep yang ada saat ini masih berorientasi kepada kebiasaan-kebiasaan dan aspek-aspek budaya barat. Sebagai contoh: warna merah di barat berarti tanda bahaya sehingga halaman aplikasi yang mempunyai warna dominan merah akan memberi petunjuk kepada si user bahwa ada masalah. Tetapi untuk masyarakat Asia Timur warna merah justru warna untuk pesta pora, kemeriahan, dan kegembiraan sehingga user dari masyarakat ini belum tentu mempunyai rasa khawatir yang sama saat melihat halaman tersebut. Nah saya berminat untuk membumikan HCI untuk konteks Indonesia. Saya rasa ini penting saat ini mengingat sudah mulai menjamurnya aplikasi yang khusus dibangun dan menargetkan masyarakat Indonesia, terutama aplikasi berbasis web atau mobile.